Selasa, 30 Agustus 2016

Pesona Keindahan Pulau Kapoposang Pangkep Di Balik Lensa Fotografer Sul-sel

Tak perlu diragukan lagi Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) sebagai salah satu Kabupaten dengan ratusan pulaunya memang memiliki keindahan yang tak terkira. Salah satu pulau yang kemarin sempat diabadikan oleh sejumlah Fotografer Sulsel tepatnya dan Media Nasional adalah Pulau Kapoposang. Berikut sejumlah foto karya beberapa fotografer Sul-sel selama di Pulau Kapoposang, Enjoy dan siapkan waktumu untuk menikmati liburan kalian disana. 
Foto By Mizdhan Solutindo 

Sunset Di Sore Hari Pulau Kapoposang By Mizdhan Solutindo
Siapkan Dirimu Untuk Explorer Bawah Laut  
Bersih dan Jernih Membuat Nyaman Berenang di Pulau Kapoposang 
Diving Melihat Terumbu Karang By Ariel Quman 
Nah Indah khan? Pulau Kapoposang bisa menjadi alternatif pilihan wisata kalian yang ingin menyatu dengan laut.  
Share:

Jumat, 26 Agustus 2016

Es Teler 77 Khas Mataram, Kini Ada Di Pangkep Loh !

Cuaca panas di tengah kesibukan bekerja pastinya bikin haus dan kepengen minum yang dingin khan seperti es teler atau aneka juice lainnya. Nah khusus untuk es teler ini sendiri beraneka varian rasa, tapi pada umumnya es teler yang sering kali kita jumpai terdapat campuran buah pepaya, kelapa muda, sagu mutiara, nangka masak, susu, gula merah dan beberapa campuran lainnya yang sesuai dengan selera apalagi jika dibuat sendiri di rumah.


Di Pangkajene sendiri saat ini, penjual es teler pun tak sulit untuk menemukannya. Biasanya penulis sendiri jika ingin minum es teler bakal ke Gazebo atau Taman Musafir tempat nonkrongnya kawula muda-mudi dan pecinta kuliner yang menyediakan aneka menu makanan dan minuman yang segar untuk menghilangkan rasa haus.


Selain Penjual Es teler di gazebo dan tamus yang merupakan langganan penulis saat haus maka tempat lainnya yang saat ini cukup hits adalah kehadiran es teler 77 Khas Mataram yang setahu penulis terdapat di 2 lokasi tapi entahlah barangkali selain 2 lokasi tersebut masih ada lokasi lainnya.

Lokasi es teler 77 Khas Mataram ini yang rasanya cukup berbeda dengan es teler pada umumnya terdapat di Jl. Poros Bungoro dekat posko Dishub dan lokasi lainnya dimana penulis sendiri sering beli ada di Jl. Andi Mauraga Pangkajene, dekat lorong SMA Muhammadiyah dan yang paling menyenangkan penulis karena lokasinya dekat dari kantor hanya 200 meter sama dengan bakso langganan penulis yang cukup dekat, maka lengkaplah sudah setiap mau makan atau minum cukup 5 menit, nyampai deh!


Bagi kalian yang pernah menikmati Es teler 77 Khas Mataram ini di Jalan Andi Mauraga Pangkajene tahu khan yang membedakan es teler ini dengan es teler pada umumnya ? yup dalam campuran es teler ini yang paling membedakan adalah adanya semacam beras (songkolo) ketan hitam plus campuran susu yang rasanya cukup unik.

Pertama kali penulis menikmati es teler ini rasanya cukup aneh juga, songkolo hitam ini di kira tape, tapi semakin larut dalam kunyahan itu ternyata bukan tape, melainkan memang gumpalan songkolo hitam yang menyatu dengan campuran pepaya dan buah lainnya hingga semakin menikmatinya penulis dapat menyimpulkan bahwa disinilah letak perbedaan es teler gazebo dengan es teler khas Mataram ini. Saat penulis mulai kepo kepada penjualnya siapa pemilik sesungguhnya usaha es teler ini apakah orang bugis atau jawa untuk memancing si karyawan menjawab akhirnya si karyawan ini pun menyampaikan bahwa pemiliknya memang orang aseli Mataram bukan aseli orang Jawa apalagi bugis. Dari nama es telernya saja sih sudah bisa di tebak yah, pastilah orang Mataram hahaha.

Nah, jika ingin menikmati es teler 77 khas Mataram ini silahkan datang ke Jl. Andi Mauraga yah dan rasakan sensasinya cukup dengan Rp.5.000, murah khan!
Share:

Rabu, 24 Agustus 2016

Roti Bakar Khas Pammuttu Cuma Ada Di Pangkep

Sejak kecil pesan utama yang sering diberikan oleh Ibu guru saat disekolah adalah “jangan lupa sarapan yah anak-anak” biar tetap sehat dan kuat saat belajar, bahkan pesan ini masih berlaku loh sampai sekarang.

Pesan pentingnya sarapan ini paling sering disampaikan oleh guru TK, sayangnya saya sendiri gak ikut TK hahaha, jadi biasanya cuman denger guru tk aja ngomong kayak begitu, jadi pesan perlunya sarapan ini saya terima dari guru kelas 1 saat mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyahh (MIS) Labakkang.

Bagi anak sekolah usia SD hingga SMP bahkan sampai SMA malah sampai sekarang pun sebenarnya urusan sarapan ini yang paling sering diingatkan oleh Ibu tercinta dirumah kalau bukan nasi goreng yah nasi putih dengan lauk telur dadar goreng atau telur mata sapi yang mengugah selera tapi, terkadang juga sebahagian keluarga khususnya nih di kampungku Tarusang Labakkang kadang menyajikan sarapan tanpa nasi melainkan memilih menyajikan sarapan berupa kue tradisional seperti putu cangkiri, panada, donat, roti goreng dan yang paling kekinian bagi keluarga perkotaan yang cukup modern plus kaya bak sinetron-sinetron di tv sana adalah menikmati sarapan dengan roti tawar yang di bakar lalu dicampur selai coklat, durian dan meses sesuai dengan selera dah pokoknya, dinikmati bersama segelas susu, teh atau kopi, meskipun sebenarnya harga roti tawar tak bermerk itu tidak mahal-mahal amat, lima ribu mah dapat kita dan bukan hanya orang kaya sih yang bisa makan ini wkkwkw.  

Nah, pertanyaannya sekarang apakah menu sarapan para pembaca sekalian setiap harinya di rumah ? atau jangan-jangan para pembaca kita ini karna sudah besar malu untuk sarapan pagi yah ? hayooo....?

Keluarga saya sendiri di rumah memilih sarapan non beras alias bukan nasi, kalaupun sarapan nasi masih bisa di hitung dengan jari dalam sebulan paling dua kali biasanya pun jika Ibu mau “pamer” kalau lagi banyak lauk atau nasi semalam masih bersisa kemudian di sulap menjadi nasi goreng supaya bisa kami nikmati bersama, meskipun kebiasaan kami makan kue adalah sarapan utama.

Yah, sejak puluhan tahun silam kami sekeluarga memilih sarapan dengan kue tradisional yang dijual oleh Tante Lija di kampung tak jauh dari rumah. Beliau sudah menjual kue pas jaman saya masih ingusan di bangku SD, telah menjual aneka kue tradisional seperti yang saya katakan tadi di awal ada kue putu ambon, putu cangkiri, putu yang dibungkus pakai daun, burangasa dan banyak aneka rupa kue deh yang bisa dinikmati bersama teh, susu atau kopi. Sejak usia sekolah dasar hingga menengah saya lupa berapa kali saya menikmati sarapan dengan roti tawar, entahlah tapi itu pernah dan roti tawar saat itu mah gak di bakar yah, makan begitu saja yang penting saat itu mah yang penting kekinian.

Okay sekarang saya akan bahas khusus sarapan dengan roti bakar khas “pammuttu” ini, pasti kalian penasaran khan. Apaan yah ini roti bakar pammutu hahaha.  

Jadi begini, beberapa waktu lalu tepatnya tahun ini sih karena Ibu di rumah sudah begitu lihai membuat kue seperti panada, roti goreng dan donat maka sarapan kue ini tidak lagi harus membeli di warung dekat rumah tadi, malah Ibuku karena hobby sekali bikin kue dan punya warung kelontong di rumah, jajanan seperti kue dianggap penting, kira-kira sepenting mengerti dan memahami kebutuhan warga di kampung yang ingin agar kue-kue ini tetap ada saat dicari, maka ibuku pun berinisiatif selain untuk di makan bersama keluarga saat sarapan pagi, selebihnya dijual di warungnya dan warung langganan kue kami sejak dulu sesuai permintaan, cieee.

Nah karena kemampuan Ibuku membuat kue pun sudah diakui oleh sejumlah pembeli di kampung hingga saat ini, akhirnya ibuku sudah mulai menerima catering kecil-kecilan untuk pesanan kue, pesanannya sebenarnya kebanyakan dari teman atau komunitasku haahahaha. Disisi lain saya pun mengakui kalau kue khususnya panada dan roti goreng buatan ibuku mantap sekali. Tak jarang saya rela menunggu hingga ibu selesai menggorengnya usai sholat subuh, kalau makan panas-panas dengan teh di pagi hari rasanya enak banged sebelum berangkat kerja.

Saya sendiri bisa makan 4 sampai 5 biji deh tuh kue Ibu hehehe. Kadang juga karena sudah bosan barulah aku makan roti tawar bakar khas “pammuttu” ini.

Yup, Roti Bakar Khas Pammuttu ini adalah roti tawar yang seharusnya dibakar dengan alat yang semestinya, itu loh alat kalau di sinetron-sinetron pas di bakar, jika sudah mateng roti ini akan loncat sendiri. Apa sih yah nama alatnya itu, gak faham saya pokoknya ada alatnya deh, dan saya yakin kalian tahu yah yang saya maksud.


Rasanya gak enak adja menikmati roti tawar kalau gak dibakar, padahal saya khan bisa bakar jerami ajah kali yah wkwkkwkw. Nah karena dirumah belum ada alatnya tentulah menggunakan alat tradisional sing penting mah ini roti panas dan bisa di buat layaknya roti bakar yang sering saya beli di cafe atau warkop langgananku saat nyari wifi. Jadilah, ide membakar roti ini diatas wajang (baca: Pammuttu) di bolak balik hingga mateng dan berwarna coklat, lalu ditengah roti dikasi susu coklat atau selai berbagai rasa sesuai dengan selera, nah aku suka coklat dan sesaat kemudian jadi deh ROTI BAKAR KHAS PAMMUTTU ini. Gak kalah deh pokoknya dengan roti bakar yang dijual di luaran sana, karena saya sendiri sudah membuktikannya, ibuku, ayahku dan kucing-kucing kesayanganku pun sangat menyukainya. Kemungkinan roti yang dibuat dari Pammutu ini baru ada di Pangkep hehehe.

Jadi, pastikan mencoba sarapan dengan roti bakar khas pammutu yah, rasanya mantap harganya hemat dan biayanya murah meriah. Selamat Mencoba yah di rumah !
Share:

Selasa, 23 Agustus 2016

3 Warung Bakso Pangkep Yang Rasanya Mantap Habis

Jika kalian bertanya, menu makanan andalanku? maka disini saya berikan jawabannya, catet yah, barangkali jika penulis berkunjung ke daerah kalian ada yang mau traktir jalan-jalan sambil makan, duh mau banged, pokoknya langsung kontak adja yah hehehe and then menu makanan andalanku adalah eng...... ing.....eng.... Bakso.


Yup, Bakso Guys! hampir semua penjual bakso yang ada di daerahku Pangkep pernah saya nikmati rasa gurih dan nikmatnya bulatan yang terbuat dari gumpalan daging sapi itu, sebut saja Bakso di Kampungku Tarusang Labakkang ada Bakso Ceria namanya, jika masakan ibuku tak membuatku betah untuk makan dirumah maka pelarian terbaik adalah ke Bakso Ceria yang tak jauh dari rumah tak butuh sampai 5 menit maka sayapun sudah nyampe di lokasi Bakso ceria ini, biasanya untuk bisa menikmati bakso ini saya pun harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi, karena Ibuku pasti jengkel mengingat beliau sudah masak untukku taunya aku kabur dari rumah untuk makan bakso.

Kemudian, jika ingin agak jauh dari rumah untuk merasakan sensasi lain dari Bakso, maka dengan cukup mengendarai motor tak sampai 10 menit maka sampailah di Erasa dimana Bakso Anda berada. Bakso Anda ini sendiri sebenarnya bakso langganan ketika masih duduk di bangku SMA yang tak jauh dari lokasi tersebut sekitar tahun 2002 yang lalu dan masih tetap eksis hingga saat ini, meski telah berpindah-pindah tempat dari sejak berdirinya hingga sekarang ini tapi jaraknya pun tak jauh dari lokasi sebelumnya, saya faham bahwa lokasi tersebut sangat strategis karena dekat sekolah, puskesmas maupun kantor lurah sehingga pelanggan bakso ini pun banyak.

Nah saat penulis sudah keluar dari Kecamatan Labakkang untuk beraktifitas di Kecamatan Bungoro masuk desa keluar desa selaku pendamping desa CSR PT. Semen Tonasa, maka saat dihinggapi rasa lapar yang begitu berat maka pilihan terbaik adalah singgah makan siang di Bakso Goyang Lidah yang berlokasi di depan SMK Muhammadiyah Bungoro tak jauh dari lampu merah prapatan Bungoro only 200 meter saja kalau tak salah memperkirakan, hahaha.

Karna saya ini double job di dua tempat maka kantor utamaku juga ada 2 tentunya satu di Sapanang Bungoro dan Satu lagi di Mauraga Pangkajene yang menyenangkan dari kedua pekerjaan ini adalah karakternya sama di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan perempuan di 3 Desa dan 4 Kelurahan yang tersebar di 3 Kecamatan yakni Pangkajene, Minasatene dan Bungoro setiap harinya. Jadi untuk menikmati makan siang mayoritas lebih banyak diluar daripada dirumah. Bukan hanya makan siang juga sih, kadang sarapan dan makan malampun biasanya habis di lapangan.

Ketika saya berada di kantor Mauraga Pangkajene maka saya paling sering menikmati bakso andalanku namanya Bakso Quary, rasanya sumpah enak banged dan yang paling menyenangkan karena lokasinya dekat dengan kantorku, Cuma jalan 5 menit nyampe deh. Pengunjung bakso ini pun selalu full setiap harinya, kadang malah pembeli harus antri sampai 15 menit untuk bisa menikmati bakso ini dan pengunjungnya pun ada yang sengaja datang jauh-jauh dari Labakkang, Segeri atau Ma’rang hanya sekedar untuk makan Bakso di tempat ini.

Kadang saya bertanya, nih penjual ngasi apa yah ke Baksonya kok enak banged, sampai makan siang dan makan malam saya nyaris di Bakso Quary semua. Pun kalau tidak makan bakso hari itu karena teguran stafku dikantor yang mengingatkan jangan makan Bakso trus sesekali makan nasi, barulah saya nyari Nasi. Makanya jangan heran kalau wajahku yang super manis ini udah sebulat Bakso langgananku.

Sang penjual Bakso di tempat ini pula sudah menganggap aku langganan VIPnya. Saya baru datang saja, belum mesan misalnya udah dia tebak aja, “Mbak pasti mau makan Pangsit Bakso” hahahaha. Yah, saya pilih menu Pangsit Bakso setiap kali makan ditempat ini, maklum saya sedikit terpengaruh dengan artikel tentang Mie Instant yang panjang itu katanya gak baik terlalu banyak makan mie,  apalah segalaa macam gituh, maka saya pun lebih bijak memilih mie pangsit saja yang lebih alami proses pembuatannya.

Wets alami dari mana yah, kalau dicampur dengan petsin atau yang lainnya tetap ajah gak alami, gak lucu juga makan Bakso tanpa campuran cabe dan lainnya, hambarlah yah. But whateverlah, yang penting mah aku kenyang dan bisa kembali bekerja, urusan lemak, gemuk dan sejenisnya nantilah belakangan hahaha.  Jadi pastikan kalau kalian ke Mauraga untuk mampir ke Bakso Quary bakso langgananku yah !
Share: